Monday, March 17, 2014

Nusa Penida, Jangan Tanam Beton Disini..!




Setelah pergi ke Nusa Lembongan dan Nusa Ceningan tak lengkap rasanya jika belum mengenal pulau yang satu ini. Nusa Penida, sebuah pulau seluas kurang lebih 200 km persegi terletak di tenggara Pulau Bali dan tentu saja bertetangga dengan Lembongan dan Ceningan, orang lokal menyebutnya 'Nusa Gede'.

Adalah teman saya 'Tutde' yang pertama kali mengajak ke Nusa Penida, selain karena ingin mengunjungi teman yang sedang KKN si Eko (Teman sewaktu #whatevertrip di Lembongan) kita juga ingin mengeksplor Nusa Penida, yang katanya Sangat indah itu.
Berangkatlah kami menuju Pelabuhan Padang Bai pada Hari Pertama di bulan Agustus ini 2013, bersama satu travel buddy yang agak nyeleneh si Baron.






Setelah 45 menit diatas lautan, kami berlabuh di Dermaga Nusa Penida, disini teman kami Eko sudah menunggu dan akan membawa kami ke basecamp mereka di Desa Tanglad, sekitar 30 Menit menyusuri pesisir timur Nusa Penida dan terus menanjak hingga akhirnya kami sampai di sebuah desa yang cukup dingin karena letaknya di atas bukit. 

Sebagai tamu tak diundang, kami merasa beruntung karena mereka mau berbagi tempat menginap untuk malam pertama di Nusa Penida. Sebenarnya perjalanan ini tanpa itenary dan tanpa rencana yang matang, jadi prinsipnya 'go with the wind'.
Sore itu kami hanya beristirahat di basecamp KKN UNUD di Desa Tanglad, malam harinya kami makan bersama, ikan bakar dibalut sambal mentah melilit lidah kami malam itu.









 Usai makan malam, kami merencanakan tujuan esok pagi dan pilihan akhirnya jatuh pada Pantai Atuh. Terletak disisi timur Pulau NusPen dengan jarak tempuh sekitar 1 jam dari Desa Tanglad, kami berangkat sekitar jam 5.30 menempuh dingin dan gelapnya subuh di Nusa Penida. Jalan menuju Atuh penuh kelok dan rusak, sehingga membuat mata kami selalu terbuka karena getaran jalan yang tak rata.

6.30 kami sampai di Atuh, "Dimana Pantainya?" Celetuk Baron dengan wajah datar. "udah deket, jalan dulu lagi 15 menit" sahut Eko. Sejauh mata memandang kami hanya melihat hamparan ladang, tapi aroma laut memang sudah tercium terbawa angin yang cukup kencang pagi itu. Dan setelah melewati ladang-ladang gersang kami tiba di bibir tebing dengan pemandangan laut lepas dihiasi karang-karang absurd yang menawan. Puas menjelajah tebing Atuh dan memotret sang fajar, kami masih bertanya-tanya "Namanya Pantai Atuh, Pantainya Manaa?" , tanpa suara eko menunjuk kebawah tebing, dafuqq!! sebuah setapak kecil menurun terjal dengan tinggi sekitar 15-20 m. Karena angin kencang akhirnya kami punya alibi untuk tidak turun karena terlalu berbahaya, next time kita akan cari jalan darat yang lebih manusiawi dan aman.









 Sang Surya mulai meninggi, kami segera beranjak dari Atuh dengan harapan suatu saat akan kembali kesini dan menginjakan kaki di pasir pantainya. Back to basecamp kita makan siang wajib para pejalan kere, "Mie Instan!". Setalah isi perut, kita berunding tujuan selanjutnya dan memutuskan untuk bermalam dirumah teman kami Pande Kadek Heryana aka Apel, beliau pemilik worldwide brand APstuff yang produknya sudah mendunia. Sekali lagi kami numpang dirumah orang, maklum low budget broo. sang surya perlahan mulai condong ke barat kami tiba di Desa Sebunibus, cukup dekat dengan dermaga dan pasar. Sore itu dengan ramah kami diterima oleh bli Guna, kakak dari Apel. berhubung si Apel lagi di Denpasar jadi kita bisa pakai kamarnya yang cukup berantakan. Sore itu kami diajak ke Crystal Bay, sebuah Teluk Kecil dengan karang unik yang berlubang berdiri kokoh ditengah laut. Kunjungan singkat itu cukup untuk menghapal jalan, esok kami akan kembali kesini untuk snorkling.

Malamnya kami disuguhi Sup Ikan masakan mbok Desak, istri Bli Guna. Makanan paling mewah sejak kami tiba di NusPen. malam itu kami habiskan dengan berbincang mengenai berbagai hal tentang NusPen, mulai dari cerita horor sampai cerita mistis lainya, alhasil kita ga bisa tidur dengan tenang.

Keesokan Paginya kami bersiap menuju tempat yang menjadi tujuan utama kami, Jarak tempuh sekitar 1,5 jam dengan medan jalan berbatu karang, rusak, ancur, abstrak pokoknya hell! tapi dibalik jalan neraka itu ada secuil surga yang tersembunyi. 'Pasih Uug' begitu orang Nusa menyebutnya, Pasih berarti pantai, Uug berarti rusak/hancur. Mungkin nama itu lebih dikarenakan jalan menuju kesana yang super parah, tapi view disini heavenclass mamenn!

Pasih Uug, tidak seperti Atuh yang memiliki akses turun kebawah. Kita cukup menikmati suara deburan ombak yang masuk dari celah besar di tebing dan menikmati pemandangan ajaib karya Sang Pencipta. Semoga saja nantinya tidak ada 'beton' yang 'ditumbuhkan' ditempat ini. Panas makin menyengat kami langsung beranjak, mencari santap siang.








Sambil menunggu matahari meneduh, kami beristirahat sejenak sebelum melanjutkan perjalanan ke Crystal Bay untuk Snorkling. 

Pukul 2 siang matahari rupanya masih cukup menyengat, namun karena sudah tidak sabar mencumbu crystal bay, akhirnya berangkat sudah. Tiba di crystal bay yang sepi kami langsung mendirikan tenda, "buat apa?" biar keren aja buat foto ceritanya nge-camp disini hehe..
Air yang bening dan ombak yang sopan membuat kami betah berlama disini, biota bawah laut-nya keren abis..Tapi sayang belom kesampean punya underwater camera #kode.

Gurat senja di crystal bay menutup perjalanan kami kali ini, Next Time kita pasti kesini lagi menjelajah NusPen yang masih banyak punya rahasia.


Start your Journey and Say Hello! to Universe..see ya!

Left to Right, Baron-Tutde-Me

8 comments:

  1. bagus-bagus ih fotonya.. suka suka..

    ReplyDelete
  2. Gara2 artikel ini, jadi kangen balik kesana lagi!

    ReplyDelete
  3. Kangen..kangen pulau ini.. Sediih, pengen kesana lagii..

    ReplyDelete
  4. Wah teryata Nusa Penida mempunyai pemandangan yang luar biasa indahnya.
    Rasanya sayang kalau tidak ke Nusa Penida menikmati dengan mata sendiri.

    ReplyDelete
  5. wahh.. keren nih.. #haruskesini!!

    ReplyDelete
  6. aku juga ada rencana ke sana karena memang keren banget. Btw...ada hotel yang murah dan bagus gak disana?

    ReplyDelete